DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR
ISI ............................................................................................................ iii
DAFTAR
GAMBAR ............................................................................................... iv
DAFTAR
TABEL..................................................................................................... v
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang................................................................................... 1
1.2
Tujuan ................................................................................................ 1
1.3
Manfaat.............................................................................................. 2
BAB
II TINJUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Usahatani ......................................................................... 3
2.2 Pengertian Biaya Produksi ................................................................ 3
2.3 Pengertian Penerimaan & Pendapatan .............................................. 6
BAB
III HASIL & PEMBAHASAN
3.1 Hasil Wawancara Responden ............................................................ 8
3.2 Pembahasan Hasil Wawancara & Analisis Data ............................... 12
BAB
IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 17
3.2 Saran .................................................................................................. 17
DAFTAR
PUSTAKA .............................................................................................. 18
LAMPIRAN
............................................................................................................. 19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pertanian merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari kehidupan manusia.Awalnya pertanian dilakukan hanya semata
untuk dapat bertahan hidup. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, masyarakat menanam
apa saja yang diperlukan, awalnya adalah umbi-umbian. Masyarakat berfikir
sederhana bagaimana mempersiapkan lahan, alat-alat, hewan dan sebagainya.Namun
saat ini dunia pertanian memberikan peluang besar bagi orang-orang yang bergerak dalam bidang
agribisnis. Sebagai mahasiswa yang bergerak di bidang agribisnis dalam pertanian
pengamatan atau survei langsung dengan mengunjungi rumah kelompok tani atau
keluarga tani perlu dilakukan untuk menambah wawasan serta pengetahuan tentang
bagaimana berusahatani sehingga mampu penjadi petani yang sukses di bidangnya
serta mengetahui kendala-kendala
apa saja yang menghambat berlangsungnya uasaha tani tersebut.
Untuk memenuhi hal tersebut telah diadakan
fieldtrip usahatani yang tempatnya terletak diDesa Beru, Kabupaten Batu.Dengan diadakannya fieldtrip ini diharapkan mahasiswa mampu
mengamati dan memperoleh pengalaman dari kelompok atau keluarga tani yang telah
sukses dalam menjalankan usahataninya.
1.2
Tujuan
Secara
umum tujuan laporan ini
adalah untuk memberikan pengetahuan dalam menganalisis usahatani dan melakukan
pengamatan langsung baik dalam hal budidaya maupun analisis pertaniannya.
Secara khusus tujuan makalah
ini adalah:
a. Agar
mahasiswa dapat memperoleh pengalaman praktis berupa pengetahuan kegiatan
agribisnis di lingkungan kelompok tani.
b. Agar
mahasiswa mampu membandingkan pengetahuan teknis yang diperoleh di bangku
kuliah dan aplikasi di lapangan.
c. Agar
mahasiswa mengenal lebih dekat hambatan yang dihadapi oleh petani apel dalam
proses pengembangan agribisnis serta apa yang dilakukan untuk mengatasinya,
solusinya.
2.3 Pengertian Penerimaan dan Pendapatan
Penerimaan adalah semua yang diterima pengusaha dalam kaitannya dengan
jumlah yang dilakukannya. Penerimaan biasanya diperoleh dari jumlah produksi
dikalikan harga produk dipasarkan. Makin besar jumlah produksi maka makin besar
pula penerimaan yang akan didapatkan. Menurut Soekarwati (1993), penerimaan
merupakan perkalian antara yang dihasilkan dengan harga jual, dapat dirumuskan
sebagai berikut
TR = P X Q
TR :
Total Revenue
P :
Harga Produk
Q :
Jumlah Produksi
Pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan dengan total biaya
yang digunakan. Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka dapat dikatakan
bahwa perusahaan terus berkembang dengan baik karena pada
3.1.3 Pendapatan
Usahatani
Pendapatan
dalam hal ini dibedakan menjadi dua, yaitu Pendapatan dari Bidang Pertanian,
dan Pendapatan dari Bidang Non Pertanian.
No.
|
Komoditi
|
Jumlah
|
Nilai
Satuan(Rp)
|
Dijual (Rp)
|
Dikonsu-msi
(Rp)
|
Katerangan
|
1.
|
Apel (6
bulan)
|
87.000 kg
|
6.000
|
522.000.000
|
600.000
|
Buah yang
tidak layak jual dikonsumsi sendiri
|
2
|
Home
industry
(keripik
apel)
|
600kg
|
70.000
|
42.000.000
|
-
|
Bahan baku
diperoleh dari kebun milik sendiri
|
Tabel 3.4 Penerimaan
Usahatani dan Non Usahatani Pak Lasmidi
Dari data
diatas, juga dapat dianalisis keuntungan yang pak Lasmidi peroleh pada satu
kali masa tanam.
a.
Pendapatan
Usahatani Apel
Total Revenue (TR) = P x Q
=
6.000 x 87.000
=
Rp. 522.000.000 – Rp. 600.000 (dikonsumsi)
=
Rp. 521.400.000,-/ 6 bulan
Total Cost (TC) =Rp. 72.434.900/ 6 bulan
Pendapatan
(Ï€) = TR – TC
=Rp. 521.400.000– Rp. 72.434.900
= Rp 448.965.100/ 6 bulan
Jadi pendapatan pak Lasmidipada usahatani
apel selama satu kali masa tanam (6 bulan), yaitu sebesar Rp. 448.965.100,-
b.
Pendapatan
Perdagangan Keripik Apel “UD. PUTRA FAJAR”
Total Revenue (TR) =P x Q
=Rp. 70.000 x 600
= Rp. 42.000.000
3.1.4 Analisis Usahatani
Usahatani
yang dijalani Pak Lasmidi adalah Apel, dan home industry keripik apel. Adapun
hasil analisis usahatani komoditas apel tersebut adalah:
Analisis
Usahatani Apel per satu musim tanam dan satu kali panen
Perincian
|
Satuan
|
Harga Satuan Rp
|
Nilai Rp
|
|
1
|
Modal Awal
|
|
|
70.000.000
|
2
|
Bibit
|
1.000
|
20.000/Bibit
|
20.000.000
|
3
|
Pupuk :
·
kandang
·
urea
·
ZK
·
ZA
·
SP-36
·
TSP
·
KCL
·
NPK
·
Lainnya
|
Untuk 1000 pohon
800 Kg
800 Kg
800 Kg
800 Kg
-
-
800 Kg
-
|
5.000/pohon
1.800/Kg
6.000/Kg
2.000/Kg
2.200/Kg
-
-
6.000/Kg
|
5.000.000
1.440.000
4.800.000
1.600.000
1.760.000
-
-
4.800.000
|
4
|
Pestisida :
|
Untuk 3 Ha
|
700.000/Ha
|
2.100.000
|
5
|
Peralatan:
-
Penyusutan :
a.
Semprot pestisida
b.
Gunting panen
c.
Cangkul
d.
Skop
e.
Lampu
f.
Pompa second
g.
Selang
|
1
2
1
1
42 x 29.000
1
1
|
250.000
36.000
67.000
85.000
1.218.000
250.000
80.000
|
25.000
7.200
6.700
8.500
304.500
25.000
8.000
|
6
|
Tenaga Kerja
-
Pengolahan tanah
-
Penanaman
-
Pemupukan
-
Pemeliharaan
-
Pemberantasan hpt
-
Panen
|
10 orang x 20 hari
10 orang x 15 hari
5 orang x 10 hari
3 orang/hari
2 orang/hari
40 orang x 2 hari
|
20.000/orang
20.000/orang
20.000/orang
20.000/orang
20.000/orang
50.000/orang
|
4.000.000
3.000.000
1.000.000
10.800.000
7.200.000
4.000.000
|
7
|
Biaya listrik & air
|
6 bulan
|
75.000
|
450.000
|
8
|
Biaya Ganti Oli Diesel
|
Untuk 1Tahun
|
200.000
|
100.000
|
|
Total
|
|
|
72.434.900
|
Tabel 3.4 Analisis Usahatani Tanaman Apel
Dari data diatas, dapat dianalisis R/C
ratio dari usahatani apel pak Lasmidi untuk satu kali masa tanam.
·
Perhitungan
R/C ratio untuk satu kali masa tanam
R/C ratio : TR/TC
: P x Q / TVC+TFC
: 448.965.100/ 72.434.900
: 6,20
Dari hasil
perhitungan R/C ratio diatas, dapat disimpulkan bahwa usahatani Pak Lasmidi
menguntungkan, efisien dan layak untuk dijalankan. Hal ini dikarenakan nilai
indikator kelayakan usaha R/C ratio 6,20 ≥ 1.
3.2 Pembahasan Wawancara dan Analisis Data
Dari
data diatas dapat dilakukan pembahasan mengenai karakteristik rumah tangga
petani, kepemilikan usahatani, biaya usahatani, penerimaan, pendapatan,
pemasaran, dan kendala-kendala yang dihadapi dalam usahatani, kelembagaan.
3.2.1
Karakteristik Rumah Tangga
Dari hasil data di atas, Pak Lasmidi tergolong
keluarga inti/kecil, karena hanya memiliki seorang istri dan dua orang anak
perempuan. Dari luas rumah dan bahan bangunan rumah, beliau bukan termasuk
petani miskin namun juga bukan petani kaya. Sepeda motor, dan beberapa alat
elektronik yang beliau miliki adalah hasil kerja Pak Lasmidi. Sebagian besar
pendapatannya digunakan untuk kebutuhan pangan, biaya sekolah, dan modal
usahataninya.
Tingkat pendidikan terakhir beliau adalah SMA.
Tingkat pendidikan akhir ini umumnya juga mempengaruhi pola berpikir dan cara
penyerapan teknologi dalam kaitannya dengan cara metode bertani mereka. Petani
yang tingkat pendidikannya kurang, terkadang kurang terbuka juga dalam pola
bertaninya dan sulit untuk menerima cara-cara baru dalam mengembangkan produksi
pertanian. Sedangkan petani yang cukup baik pendidikannya kadang lebih
cenderung mudah berkembang dalam memajukan pertaniannya. Mereka dapat menerima
apabila memang ada teknologi atau cara-cara baru yang lebih kondusif dan efisien
serta dapat memiliki nilai ramah lingkungan dan tidak menutup diri atau
bertindak kolot.
3.2.2
Kepemilikan Usahatani
Untuk fieldtrip kali ini, penulis hanya
mengunjungi lahan apel dan tidak mengunjungi tempat jual kripik apel karena
keterbatasan waktu. Pola tanam yang diterapkan Bapak Lasmidi sama dengan pola
tanam yang dilakukan oleh hampir semua petani ada di desa Wonomulyo, yaitu
tumpangsari. Secara teoritis petani tidak mengetahui secara langsung manfaat
pola tanam seperti itu, tetapi dari segi pengalaman pola tanam seperti itu
dapat mengurangi perkembangbiakkan hama tanaman, yakni dengan peningkatan
vegetasi yang cocok bagi keberadaan musuh alami.
Dalam hal kepemilikan lahan, petani di Desa
Bumiaji ini sebagian besar memiliki tanah sendiri, sehingga mereka cenderung
mengolah tanah yang mereka miliki sebagai lahan pertanian. Namun, tidak sedikit
juga petani-petani di sana yang tergolong sukses meskipun tanah yang mereka
olah/garap adalah tanah hasil menyewa atau bukan milik sendiri.
3.2.3 Penerimaan, Pendapatan, dan Pemasaran
Pendapatan Pak Lasmidi diperoleh dari hasil
usahatani Apeldan hasil perdagangan keripik apel.Tidak semua hasil usahataninya
diperuntukkan untuk dijual, akan tetapi ada yang digunakan untuk bahan baku
pembuatan keripik apel sebesar 3 ton dan ada juga yang dikonsumsi sendiri.
Modal awal yang dikeluarkan Pak Lasmidi berkisar sekitar ± Rp 70.000.000,-.
Dalam sekali masa tanam (pembelian bibit hanya satu kali), Usahatani Pak
Lasmidi mampu menghasilkan 90 Ton Apel dengan harga jual Rp 6.000,-/kg, dengan
penerimaan sebesar Rp. 521.400.000,- dan untuk biaya total yang telah
dikeluarkan selama satu kali masa tanam (pembelian bibit/pohon apel dilakukan
hanya satu kali) sebesar Rp. 61.474.900,- sehingga pendapatan bersih pak
Lasmidi dari usahatani apel sebesar Rp. 459.925.100,-. Pendapatan ini masih belum ditambahkan dari keuntungan
penjualan keripik nangka dari UD. Putra Fajar yang dimiliki oleh keluarga pak
Lasmidi.
Untuk pemasaran produk ushatani baik Apel segar
maupun produk turunanannya (keripik Apel), Pak Lasmidi memasarkan Apelnya ke
Pasar-pasar Induk di Kota Batu, Kota Malang, dan sekitarnya. Selain produk apel
segar yang dipasarkan, pak Lasmidi juga memasarkan produk keripik apelnya.
Keripik apel tersebut dipasarkan ke pasar induk baik yang terdapat di daerah batu
dan didareah malang serta ke galeri atau outlet makanan yang menjual jajanan
khas atau oleh-oleh kota batu di daerah sekitarnya.
3.2.4
Analisis dan Kendala Usatani
Untuk hasil analisis usahatani, berdasarkan data
yang telah diperoleh dan diolah, dapat disimpulkan bahwa total biaya yang
dikeluarkan dalam usahatani Apel Pak Lasmidi sebesar Rp. 61.474.900
dalam satu kali masa tanam (pembelian bibit apel hanya satu kali), yaitu dalam
kurun waktu 6 bulan serta penerimaan yang didapatkan untuk satu kali masa panen
sebesar Rp. 521.400.000. Pada usahatani apel milik pak Lasmidi dapat dikatakan
sebagai usahtani yang layak dijalankan dan efisien serta menguntungkan, hal ini
disebabkan oleh nilai R/C ratio yang didapatkan pada usahatani Pak Lasmidi
sebesar 8,48. Dengan nilai tersebut usahatani apel yang dijalankan oleh pak
Lasmidi bisa disimpulkan sebagai usahatani layak jalan, efisien dan
menguntungkan. Hal ini sesuai dengan nilai indikator usaha layak dijalankan,
efisien serta menguntungkan yaitu nilai R/C
≥ 1.
Menurut Pak
Lasmidi semua hasil usahatani yang didapatkan oleh beliau mampu menghasilkan
keuntungan yang cukup untuk membiayai kebutuhan sehari-harinya terutama untuk
mencukupi kebutuhan pangan dan biaya sekolah untuk kedua putrinya. Kendala yang
dihadapi oleh Pak Lasmidi adalah kurangnya kemampuan menyusun dan merincikan
biaya yang telah digunakan untuk kepentingan usahataninya, sehingga pendapatan
dan pengeluaran biaya tidak diketahui secara terperinci. Selain itu kendala yang dihadapi Pak Lasmidi di
Desa Beru adalah kurangnya pengetahuan pengendalian ham penyakit yang efektif
dan ramah lingkungan. Berdasarkan cara bertanaman Pak Lasmidi, sebagian besar
perawatan tanaman masih menggunakan bahan kimia, sehingga dalam jangka panjang
hal ini dapat menurunkan produktivitas lahan pertanian, menimbulkan resurgensi
dan resistensi hama dan penyakit, serta khususnya terhadap kemunduran kondisi
lingkungan.
3.2.5 Kelembagaan
Menurut Suradisastra, (2008), kelembagaan pertanian adalah norma
atau kebiasaan yang terstruktur dan terpola serta dipraktekkan terus-menerus
untuk memenuhi kebutuhan anggota masyarakat yang terkait erat dengan
penghidupan dari bidang pertanian di pedesaan. Dalam kehidupan komunitas
petani, posisi dan fungsi kelembagaan petani merupakan bagian pranata sosial
yang memfasilitasi interaksi sosial atau social
interplay dalam suatu komunitas. Kelembagaan pertani juga memiliki titik
strategis (entry point) dalam menggerakkan sistem agribisnis di pedesaan. Untuk
itu segala
sumberdaya yang ada di pedesaan perlu
diarahkan/diprioritaskan dalam rangka peningkatan profesionalisme dan posisi
tawar petani (kelompok tani).
Kelembagaan Usahatani atau Kelompok Tani yang ada di Dusun Beru,
Desa Bumiaji bernama Abimanyu I dan Abimanyu II. Selain itu ada juga HIPPA
(Himpunan Petani Pemakai Air) yang mengelola air untuk pertanian dan konsumsi
warga dusun Beru. Bapak Lasmidi tidak menjadi anggota Gapoktan Abimanyu karena beliau merasa kurang tertarik
untuk mengikuti organisasi tersebut dan menurutnya Gapoktan Abimanyu kurang
begitu berkembang baik dalam pemberdayaan anggotanya maupun pemberian informasi
baru mengenai Usahatani. Pak Lasmidi juga mengikuti HIPPA, untuk
memenuhi kebutuhan air pada lahan pertaniannya.
Menurut Dimyati (2007),
permasalahan yang masih melekat pada sosok petani dan kelembagaan petani di
Indonesia adalah:
1. Masih
minimnya wawasan dan pengetahuan petani terhadap masalah manajemen produksi
maupun jaringan pemasaran.
2. Belum
terlibatnya secara utuh petani dalam kegiatan agribisnis. Aktivitas petani
masih terfokus pada kegiatan produksi (on farm).
3. Peran dan
fungsi kelembagaan petani sebagai wadah organisasi petani belum berjalan secara
optimal.
Untuk mengatasi permasalahan
di atas perlu melakukan upaya pengembangan, pemberdayaan, dan penguatan
kelembagaan petani (seperti: kelompok tani, lembaga tenaga kerja, kelembagaan
penyedia input, kelembagaan output, kelembagaan penyuluh, dan kelembagaan
permodalan) dan diharapkan dapat melindungi bargaining position petani.
Tindakan perlindungan sebagai keberpihakan pada petani tersebut, baik sebagai
produsen maupun penikmat hasil jerih payah usahatani mereka terutama diwujudkan
melalui tingkat harga output yang layak dan menguntungkan petani. Dengan
demikian, penguatan dan pemberdayaan kelembagaan tersebut juga untuk
menghasilkan pencapaian kesinambungan dan keberlanjutan daya dukung SDA dan
berbagai usaha untuk menopang dan menunjang aktivitas kehidupan pembangunan
pertanian di pedesaan.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR
ISI ............................................................................................................ iii
DAFTAR
GAMBAR ............................................................................................... iv
DAFTAR
TABEL..................................................................................................... v
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang................................................................................... 1
1.2
Tujuan ................................................................................................ 1
1.3
Manfaat.............................................................................................. 2
BAB
II TINJUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Usahatani ......................................................................... 3
2.2 Pengertian Biaya Produksi ................................................................ 3
2.3 Pengertian Penerimaan & Pendapatan .............................................. 6
BAB
III HASIL & PEMBAHASAN
3.1 Hasil Wawancara Responden ............................................................ 8
3.2 Pembahasan Hasil Wawancara & Analisis Data ............................... 12
BAB
IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 17
3.2 Saran .................................................................................................. 17
DAFTAR
PUSTAKA .............................................................................................. 18
LAMPIRAN
............................................................................................................. 19
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus