FERMENTASI DOENJANG
Fermentasi
Fermentasi merupakan kegiatan
mikrobia pada bahan pangan sehingga dihasilkan produk yang dikehendaki.
Mikrobia yang umumnya terlibat dalam fermentasi adalah bakteri, khamir dan
kapang. Contoh bakteri yang digunakan dalam fermentasi adalah Acetobacter xylinum pada pembuatan
nata decoco, Acetobacter aceti
pada pembuatan asam asetat. Contoh khamir dalam fermentasi adalah Saccharomyces cerevisiae dalam
pembuatan alkohol sedang contoh kapang adalah Rhizopus sp pada pembuatan tempe, Monascus purpureus pada pembuatan angkak dan
sebagainya.Fermentasi dapat dilakukan menggunakan kultur murni ataupun alami
serta dengan kultur tunggal ataupun kultur campuran.
Fermentasi menggunakan kultur alami
umumnya dilakukan pada proses fermentasi tradisional yang memanfaatkan
mikroorganisme yang ada di lingkungan. Salah satu contoh produk pangan yang
dihasilkan dengan fermentasi alami adalah gatot dan growol yang dibuat dari
singkong. Tape merupakan produk fermentasi tradisional yang diinokulasi dengan
kultur campuran dengan jumlah dan jenis yang tidak diketahui sehingga hasilnya
sering tidak stabil. Ragi tape yang bagus harus dikembangkan dari kultur
murni.Kultur murni adalah mikroorganisme yang akan digunakan dalam fermentasi
dengan sifat-dan karaktersitik yang diketahui dengan pasti sehingga produk yang
dihasilkan memiliki stabilitas kualitas yang jelas.
Dalam proses fermentasi kultur murni
dapat digunakan secara tunggal ataupun secara campuran. Contoh penggunaan
kultur murni tunggal adalah Lactobacillus
casei pada fermentasi susu sedang contoh campuran kultur murni adalah
pada fermentasi kecap, yang menggunakan Aspergillus
oryzae pada saat fermentasi kapang dan saat fermentasi garam digunakan
bakteri Pediococcus sp dan
khamir Saccharomyces rouxii.
Industri fermentasi dalam
pelaksanaan proses dipengaruhi oleh beberapa faktor:
1. mikrobia
2. bahan dasar
3. sifat-sifat proses
4. pilot-plant
5. faktor sosial ekonomi
1. Mikrobia
Mikrobia dalam industri fermentasi
merupakan faktor utama, sehingga harus memenuhi syarat-syarat tertentu yaitu:
1. murni
2. unggul
3. stabil
4. bukan patogen
- Murni
Dalam proses-proses tertentu harus
menggunakan biakan murni (dari satu strain tertentu) yang telah diketahui
sifat-sifatnya. Untuk menjaga agar biakan tetap murni dalam proses maka kondisi
lingkungan harus dijaga tetap steril. Penggunaan kultur tunggal mempunyai
resiko yang tinggi karena kondisi harus optimum. Untuk mengurangi kegagalan
dapat digunakan biakan campuran. Keuntungan penggunaan biakan campuran adalah
mengurangi resiko apabila mikrobia yang lain tidak aktif melakukan fermentasi.
Dalam bidang pangan penggunaan biakan campuran dapat menghasilkan aroma yang
spesifik.
Pengembangan inokulum yang terdiri
campuran biakan murni belum berkembang di Indonesia. Sebagai contoh, inokulum
tempe yang dibuat LIPI masih merupakan inokulum kultur tunggal sehingga
produsen tempe sering mencampur inokulum murni dengan inokulum tradisional
dengan maksud memperoleh hasil yang baik.
Inokulum tape (ragi tape) juga belum berkembang. Di
Malaysia, telah dikembangkan campuran kultur murni untuk membuat tape rendah
alkohol. Ini merupakan upaya untuk memenuhi tuntutan masyarakat yang sebagian
besar muslim. Isolatnya sendiri diperoleh dari ragi yang telah ada di pasaran.
Penggunaan inokulum campuran harus
memperhatikan kebutuhan nutrisi mikroorganismenya. Kultur campuran yang baik
adalah model suksesi sehingga antar organisme tidak bersaing namun saling
mendukung untuk pembentukan produk.
- Unggul
Pada kondisi fermentasi yang
diberikan, mikrobia harus mampu menghasilkan perubahan-perubahan yang
dikehendaki secara cepat dan hasil yang besar. Sifat unggul yang ada harus
dapat dipertahankan. Hal ini berkaitan dengan kondisi proses yang diharapkan.
Proses rekayasa genetik dapat dilakukan untuk memperbaiki sifat jasad dengan
maksud mempertinggi produk yang diharapkan dan mengurangi produk-produk ikutan.
- Stabil
Pada kondisi yang diberikan,
mikrobia harus mempunyai sifat-sifat yang tetap, tidak mengalami perubahan
karena mutasi atau lingkungan.
- Bukan
Patogen
Mikrobia yang digunakan adalah bukan
patogen bagi manusia maupun hewan, kecuali untuk produksi bahan kimia tertentu.
Jika digunakan mikrobia patogen harus dijaga, agar tidak menimbulkan akibat
samping pada lingkungan.
2. Bahan Baku
Bahan dasar untuk kepentingan
fermentasi dapat berasal dari hasil-hasil pertanian, perkebunan maupun limbah
industri. Bahan dasar yang umum digunakan di negara berkembang adalah:
1. hasil perkebunana: molaseampas tebu, kulit kopi,
kulit coklat, sabut kelapa dsb
2. Hasil pertanian: jerami, singkong, ubi jalar, susu
daging, ikan dsb
3.Limbah cair dan padat, sisa pabrik, sampah dsb
Faktor-faktor
yang mempengaruhi proses fermentasi secara detail saya ambilkan contoh
fermentasi asam sitrat yang saya muat di permimalang.wordpress.com silahkan
dilihat. semoga bermanfaat.
Fermentor
Fermentor yang digunakan dalam
produksi etanol tergantung pada bahan baku yang digunakan. untuk penggunaan
dengan bahan baku gula dapat langsung dengan fermentor anaerob. sedang jika
akan digunakan dengan bahan baku dari pati atau karbohidariat lain aharus ada
proses sakarifikasi sehingga minimal ada dua fermentor. Fermentor adalah tempat
berlangsungnya fermentasi dapat berupa alat dengan kerja anaerob ataupun
anaerob. Prinsip kerja dari fermentor akan kami muat dalam fermentor. silahkan
dicari di tag fermentor.
Fungsi
fermentasi:
-menyelamatkan makanan dari barbagai masalah makanan
-penganekaragaman pangan
-memperpanjang masa penyimpanan
-meminimalkan kerugian
-menambah gizi makanan
Perbedaan
fermentasi dan pembusukan:
Fermentasi:
+menggunakan mikrobia tertentu
+menggunakan mikrobia tertentu
+bahan yang diuraikan karbohidariat
+tidak menimbulkan bau busuk (menghasilkan CO2)
+dalam kondisi terkontrol
Pembusukan:
-semua mikrobia
-semua mikrobia
-bahan yang diuraikan protein
-menimbulkan bau busuk (menghasilkan gas hidariogen
sulfida, belerang, racun)
-tidak terkontrol
Enzim adalah
substansi yang reaktif yang mengendalikan reaksi kimia fermentasi makanan.
Syarat yang
digunakan untuk mikrobia:
-mampu tumbuh dengan cepat dalam substrat dan
lingkungan yang kosong
-mudah membudidayakan dalam jumlah besar
-mikrobia memerlukan kondisi lingkungan yang sederhana
-mampu menghasilkan enzim yang diinginkan
Contoh
bakteri yang menguntungkan:
-Steptococcus lactis (pada mentega dan keju)
-Steptococcus thermophilus (pada yoghurt)
-Lactobacillus bulgaricus (pada keju)
-Rhizopus (pada tempe)
-Sacharomyces sereviceae (pada kecap dan tempe)
-Sacharomyces lactis (pada fermentasi susu)
-Acetobacter xyllium (pada nata de cocco)
Contoh
bakteri merugikan (mikrobia kontaminan biasanya menghasilkan toxin):
-Pseudomonas cocovenans (pada tempe bongkrek)
-Aspergillus flavus (pada kacang tanah)
-Pinicillium citrinum (pada roti & biji-bijian)
-Phicia (pada wine)
-Torulops (pada susu)
-Candida (pada asinan)
-Clostridium botulinum (pada produk makanan kaleng)
Tujuan
fermentasi secara khusus:
-mengendalikan pertumbuhan mikrobia
Contoh Bagan Proses fermentasi :
Pangan
Fermentasi Fungsional
Pangan tradisional adalah pangan
(makanan dan minuman) yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat tertentu, dengan
citarasa khas yang diterima oleh masyarakat tersebut. Produk-produk pangan
tradisional merupakan bagian penting dari budaya, identitas dan warisan nenek
moyang yang berkontribusi pada perkembangan dan keberlangsungan dari suatu
daerah dan menyediakan variasi pilihan pangan pada konsumen. Produk ini
biasanya memiliki karakteristik sensorik tertentu yang khas dan biasanya
dihubungkan konsumen dengan identitas daerah asalnya.
Indonesia merupakan negara multi
pulau dan multi etnis. Keberagaman kondisi lingkungan dan budaya secara tidak
langsung mempengaruhi karakteristik produk pangan masyarakatnya dan kondisi
tersebut melahirkan banyak produk pangan tradisional khas daerah. Ada banyak
jenis pangan tradisional dan salah satunya adalah dari jenis pangan fermentasi.
Fermentasi pangan
Sejarah produk pangan fermentasi
telah berlangsung panjang, sama panjangnya dengan sejarah peradaban manusia itu
sendiri. Seperti halnya pangan tradisional lainnya, metode dan pengetahuan yang
terkait dengan pengolahan pangan fermentasi lokal diwariskan ke generasi
berikutnya secara turun-temurun. Tentu saja, proses fermentasi yang dilakukan
di masa lalu tidak berdasarkan pada kajian ilmiah peran mikroba dalam merubah
karakteristik pangan, tetapi didasarkan pada tradisi bahwa teknik penyimpanan
dan penanganan bahan pangan dengan cara tertentu ternyata menghasilkan produk
pangan baru yang berbeda dari pangan asalnya.
Produk pangan fermentasi dihasilkan
dengan melibatkan aktivitas mikroba dalam produksinya. Selama fermentasi
terjadi aktivitas pemecahan komponen pangan karena aktivitas enzimatis mikroba
terutama enzim amilase, protease dan lipase yang menghidariolisis polisakarida,
protein dan lemak menjadi komponen-komponen sederhana seperti asam, alkohol,
karbon dioksida, peptida, asam amino, asam lemak dan komponen-komponen lainnya.
Asam, alkohol dan karbon dioksida berperan penting dalam menekan pertumbuhan
mikroba pembusuk dan patogen. Secara bersama-sama, komponen-komponen tersebut
juga menyebabkan modifikasi tekstur, aroma dan rasa sehingga dihasilkan karakteristik
produk yang unik dan berbeda dengan produk asalnya.
Tujuan fermentasi pangan awalnya
adalah untuk mengawetkan pangan yang bersifat musiman dan mudah rusak. Sejalan
dengan perkembangan alternatif pengawetan pangan maka pengembangan produk
pangan fermentasi saat ini lebih karena tekstur, aroma dan rasanya yang unik.
Dampak positif dari produk fermentasi terhadap kesehatan konsumen juga menjadi
alasan pengembngan produk fermentasi sekarang ini. Pemecahan komponen yang
kompleks menjadi komponen-komponen yang lebih sederhana menyebabkan produk
fermentasi lebih mudah dicerna daripada produk pangan asalnya. Pada beberapa
produk fermentasi, dilaporkan pula adanya peningkatan kandungan beberapa
vitamin, antioksidan, dan senyawa lain yang bermanfaat bagi kesehatan. Selain
itu, ketika produk diproduksi sebagai produk probiotik, maka keberadaan
“mikroba baik” yang dapat mencapai usus dalam keadaan hidup dapat membantu
menjaga kesehatan saluran cerna dan, tergantung dari jenis bakterinya, juga
dapat mencegah munculnya penyakit-penyakit degeneratif.
Mengenal
produk fermentasi khas Indonesia Tempe
merupakan produk fermentasi khas Indonesia yang paling populer; popularitasnya
bahkan sudah mencapai manca negara. Setiap orang pasti akan dengan cepat bisa
menjelaskan ciri ataupun cara membuat (fermentasi) tempe. Tapi bagaimana dengan
produk fermentasi khas Indonesia yang lain? Barangkali masyarakat hanya
terbiasa dengan makanan tradisional didaerahnya dan asing dengan yang
diproduksi oleh daerah lain.
Jenis produk fermentasi sangat
beragam. Jika dilihat dari mekanisme kerja mikrobanya, maka produk fermentasi
khas Indonesia secara umum dapat dimasukkan dalam beberapa kelompok sebagai
berikut:
Fermentasi yang secara enzimatis
menghidariolisis protein dari ikan, udang dan produk-produk laut lainnya pada
lingkungan dengan konsentrasi garam yang relatif tinggi menghasilkan produk
dengan tekstur seperti saos atau pasta dengan flavor seperti daging. Contoh
produknya adalah terasi, yang digunakan sebagai bahan penyedap makanan. Terasi
dibuat dari udang atau ikan berukuran kecil yang bernilai ekonomis rendah jika
dijual dalam bentuk segarnya. Bagan Siapi Api merupakan daerah penghasil terasi
yang terkenal, tetapi walau demikian produk ini juga banyak diproduksi di
daerah sepanjang pesisir pulau Jawa.
Fermentasi yang menghasilkan tekstur
seperti daging pada substrat sereal, biji-bijian, ataupun kacang-kacangan,
karena pembentukan miselium kapang yang berfungsi sebagai pengikat antar
butir-butir serealia, biji-bijian ataupun kacang- kacangan. Contoh produknya
tempe dan oncom. Tempe dibuat dari kedelai dengan bantuan kapang Rhizopus (ragi
tempe), sementara oncom dibuat dari ampas tahu (oncom merah) dan bungkil kacang
tanah (oncom hitam) menggunakan kapang Neurospora sitophila dan Rhizopus
oligosporus. Perbedaan warna pada oncom merah dan hitam disebabkan oleh
perbedaan pigmen yang dihasilkan oleh kapang yang digunakan dalam fermentasi.
Tempe umum dijumpai di daerah Jawa bahkan juga diberbagai daerah di luar Jawa,
sementara oncom populer terutama hanya di daerah Jawa Barat.
Fermentasi yang melibatkan prinsip koji, dimana mikroba starter ditumbuhkan pada substrat (kacang- kacangan atau serealia) untuk menghasilkan koji atau konsentrat enzim yang bisa digunakan untuk menghidariolisis komponen tertentu dalam suatu proses fermentasi. Contoh produknya adalah kecap, tauco, tempe, oncom dan tape. Kecap merupakan produk seasoning dan kondimen serbaguna, dibuat dari kedelai terutama kedelai hitam. Penampakan kecap seperti pasta, dengan citarasa manis atau asin. Penambahan gula aren dalam produksi kecap manis menyebabkan teksturnya menjadi lebih kental dengan warna yang lebih gelap dibandingkan kecap asin. Tauco berbentuk pasta, berwarna kuning, citarasa asin dan konsistensi seperti bubur dengan flavor seperti daging; merupakan produk fermentasi kedelai oleh kapang, kamir dan bakteri. Kecap dan tauco terutama digemari oleh masyarakat Jawa.
Fermentasi yang melibatkan prinsip koji, dimana mikroba starter ditumbuhkan pada substrat (kacang- kacangan atau serealia) untuk menghasilkan koji atau konsentrat enzim yang bisa digunakan untuk menghidariolisis komponen tertentu dalam suatu proses fermentasi. Contoh produknya adalah kecap, tauco, tempe, oncom dan tape. Kecap merupakan produk seasoning dan kondimen serbaguna, dibuat dari kedelai terutama kedelai hitam. Penampakan kecap seperti pasta, dengan citarasa manis atau asin. Penambahan gula aren dalam produksi kecap manis menyebabkan teksturnya menjadi lebih kental dengan warna yang lebih gelap dibandingkan kecap asin. Tauco berbentuk pasta, berwarna kuning, citarasa asin dan konsistensi seperti bubur dengan flavor seperti daging; merupakan produk fermentasi kedelai oleh kapang, kamir dan bakteri. Kecap dan tauco terutama digemari oleh masyarakat Jawa.
Fermentasi yang menghasilkan asam
organik sebagai produk utamanya. Yang masuk dalam kelompok ini contohnya dadih,
dangke, acar, tempoyak, urutan dan tape. Tempe juga dapat dimasukkan dalam
kategori ini karena proses pengasaman terjadi pada saat perendaman kedelai di
awal proses pengolahan. Dadih adalah susu kerbau fermentasi, dijumpai di daerah
Sumatera Barat. Proses fermentasinya dilakukan secara spontan oleh bakteri asam
laktat yang terdapat didalam tabung bambu yang digunakan sebagai wadah
fermentasinya. Dadih memiliki tekstur seperti gel dengan citarasa yang asam.
Dangke adalah sejenis keju lunak yang dibuat oleh masyarakat Enrekang, Sulawesi
Selatan dengan menggunakan susu kerbau sebagai bahan bakunya. Acar atau produk
fermentasi sayuran, umum dijumpai di berbagai daerah Indonesia. Tempoyak yang
bercitarasa asam dengan sedikit rasa manis dan asin merupakan produk fermentasi
daging durian yang sudah lewat matang (over ripe). Berkembang di Palembang
(Sumatera Selatan) dan beberapa daerah di Kalimantan, produk ini biasa
digunakan sebagai kondimen untuk beberapa produk olahan ikan dan sayur. Urutan
merupakan produk sosis fermentasi lokal, yang berasal dari daerah Bali dan
menggunakan daging babi sebagai bahan bakunya. Proses fermentasinya dilakukan
bersama-sama dengan proses pengeringan.
Fermentasi yang menghasilkan alkohol (etanol) sebagai produk utama. Contoh produknya adalah tape ketan dan brem. Tape ketan memiliki citarasa manis/ asam. Kapang Amylomyces rouxii dan kamir Endomycopsis burtonii menghidariolisis nasi ketan menjadi maltosa dan glukosa lalu fermentasi lebih lanjutnya memecah gula menjadi etanol dan asam organik. Jus dari tape ketan bisa digunakan untuk memproduksi brem. Ada tiga tipe brem: brem Madiun berwarna putih kekuningan, dengan citararasa asam-manis dan berbentuk balok berukuran 0,5 x 5 to 7 cm; brem Wonogiri berwarna putih, rasa manis, sangat mudah larut dan dibuat dalam bentuk balok bundar tipis berdiameter sekitar 5 cm; dan brem Bali merupakan minuman keras terkenal di daerah Bali. Selain tape ketan, juga dikenal tape singkong. Tape singkong populer diberbagai daerah di Indonesia, teksturnya lunak dan berair. Pengecualian dijumpai pada tape singkong di daerah Jawa Barat: tape singkongnya walaupun lunak, tapi tidak berair dan dikenal dengan nama peuyem.
Fermentasi yang menghasilkan alkohol (etanol) sebagai produk utama. Contoh produknya adalah tape ketan dan brem. Tape ketan memiliki citarasa manis/ asam. Kapang Amylomyces rouxii dan kamir Endomycopsis burtonii menghidariolisis nasi ketan menjadi maltosa dan glukosa lalu fermentasi lebih lanjutnya memecah gula menjadi etanol dan asam organik. Jus dari tape ketan bisa digunakan untuk memproduksi brem. Ada tiga tipe brem: brem Madiun berwarna putih kekuningan, dengan citararasa asam-manis dan berbentuk balok berukuran 0,5 x 5 to 7 cm; brem Wonogiri berwarna putih, rasa manis, sangat mudah larut dan dibuat dalam bentuk balok bundar tipis berdiameter sekitar 5 cm; dan brem Bali merupakan minuman keras terkenal di daerah Bali. Selain tape ketan, juga dikenal tape singkong. Tape singkong populer diberbagai daerah di Indonesia, teksturnya lunak dan berair. Pengecualian dijumpai pada tape singkong di daerah Jawa Barat: tape singkongnya walaupun lunak, tapi tidak berair dan dikenal dengan nama peuyem.
Masalah
yang perlu diperhatikan dalam pengembangan produk - produk fermentasi tradisional umumnya dibuat oleh unit usaha kecil. Teknologi fermentasi yang
digunakan berkembang melalui pengalaman bertahun-tahun dan bukan karena inovasi
ilmiah. Pengembangan industri ke skala yang lebih besar, perlu memperhatikan
beberapa aspek sebagai berikut:
1. Tampilan
produk. Tidak bisa dipungkiri bahwa penampilan adalah daya tarik awal konsumen
membeli suatu produk. Ini terutama berlaku ntuk konsumen non lokal, yang belum
mengenal produk. Kemasan yang terkesan apa adanya, ukuran yang tidak seragam
dan tidak memperhatikan berapa ukuran yang pantas untuk satu kali penyajian
adalah beberapa contoh masalah tampilan yang membuat produk tidak populer.
2.
Kebersihan dan sanitasi. Merupakan
aspek penting untuk dikendalikan. Produsen atau penjual pangan tradisional termasuk
pangan fermentasi masih banyak yang mengabaikan faktor kebersihan dan
sanitasinya. Dengan kondisi kebersihan dan sanitasi yang buruk, maka calon
pembeli (terutama dari golongan berada) akan menjadi tidak berminat membeli
makanan ini karena khawatir dengan faktor keamanannya.
3.
Masalah skala produksi. Skala usaha
yang kecil menyebabkan industri tidak bisa menjangkau pasar yang lebih luas.
Kenapa demikian? Selain faktor modal, hal ini juga terkait dengan masalah
kemampuan produksi yang belum memadai. Selain itu, teknik produksi yang umumnya
tidak menerapkan prosedur operasional baku dan hanya didasarkan pada kebiasaan
tanpa dasar ilmiah yang memadai menyebabkan variasi mutu produk ketika skala
produksi ditingkatkan.
Mungkin masih ada kendala lain yang menyebabkan pangan fermentasi tradisional kita tidak populer di negeri sendiri (apalagi di negeri orang), tetapi paling tidak tiga masalah diatas mutlak dibenahi.
Mungkin masih ada kendala lain yang menyebabkan pangan fermentasi tradisional kita tidak populer di negeri sendiri (apalagi di negeri orang), tetapi paling tidak tiga masalah diatas mutlak dibenahi.
4.
Citra pangan fermentasi tradisional
juga perlu diangkat dengan promosi yang dilakukan secara terus-menerus, baik
mengenai citarasanya, manfaat kesehatannya maupun hal-hal menarik lain terkait
dengan produk tersebut. Acara-acara wisata kuliner yang marak di media massa
sekarang ini, adalah salah satu contoh promosi pangan tradisional yang sangat baik.
Tetapi, promosi saja tidaklah cukup. Produk juga harus tampil bersih, cantik
dan seksi sehingga mengundang konsumen untuk membeli. Juga perlu kerjasama
antara pelaku industri dan peneliti yang dimediasi oleh pemerintah untuk
mengembangkan perbaikan dan modernisasi proses pengolahan produk fermentasi
tradisional, sehingga diperoleh produk yang tetap memiliki ciri khas asalnya
dengan kualitas yang baik dan kuantitas produksi yang tinggi.
Makanan Korea, Refleksi Budaya Korea
Sebuah
kebudayaan memiliki ciri khasnya tersendiri yang membedakannya dari budaya
lain, ini tak jauh beda dengan makanan.
Setiap daerah tak hanya memiliki budaya berbeda namun juga memiliki jenis
makanan berbeda pula. Yang langsung mampir ke otak kita, ketika mendengar
kepopuleran budaya negara tertentu, pastilah makanannya. Begitupula dengan
budaya korea, maka yang langsung teringat di benak kita adalah makanan khas
korea yaitu kimchi dan doenjang.
Bersama dengan nasi, kimchi dengan
setia menemani setiap hidangan ala korea yang disajikan. Tentunya tak hanya
kimchi yang cukup populer di kalangan turis, beragam makanan korea lainnya yang unik juga turut menarik antusiasme
kalangan dunia luar. Namun kimchi memang makanan yang paling populer
dikarenakan kimchi ini memiliki ciri khas dibuat pada musim tertentu dan dalam
jumlah cukup besar. Nah proses pengerjaan dari pembuatan kimchi ini sendiri
dinamakan” kimchang”.
Selama berabad-abad, masyarakat
korea telah mengkonsumsi makanan laut, hasil
pertanian dan juga perkebunan. Makanan mereka terkenal spesial dan eksotis.
Yang membedakan makanan korea dengan daerah lainnya adalah bumbunya. Biasanya
korean food terkenal dengan cita rasanya yang berani dan spicy. Bumbu dasar
mereka termasuk red pepper, soy sauce, bawang merah, bawang putih,
kacang-kacangan, cuka dan juga wine.
Bicara tentang budaya korea tentunya tak lepas
dari table manner yang unik. Kamu harus paham mengenai table manner saat
diundang makan di Korea. Mereka menggunakan sendok untuk nasi sedangkan sumpit digunakan
untuk makan hidangan pelengkap lainnya. Penting juga untuk diingat bahwa
menggunakan sendok dan sumpit pada saat bersamaan merupakan hal buruk.
Di korea juga terdapat ragam variasi tempat
penjual makanan seperti halnya kedai jalanan, restoran kecil serta resto mewah yang menawarkan hidangan
lengkap. Ada juga restoran cepat saji yang menyediakan western menu dan juga
makanan korea. Nah untuk masalah pemberian tips, di korea tidak begitu penting
karena hal ini memang tidak lazim dilakukan.
Nah selain kebiasaan makan mereka, orang Korea
juga tidak biasa minum apapun selain air putih dan teh setelah makan. Namun
pada acara khusus minum itu sendiri, mereka memiliki variasi jenis minuman.
Kedai kopi dan teh di korea sangat banyak ditemukan, ini terkait dengan
kebiasaan mereka yang suka minum kopi dan teh saat waktu luang. Nah untuk
minuman yang beralkohol, masyarakat korea sangat menyukai Soju.
DOENJANG
Dalam
catatan sejarah
Penyebutan tentang pembuatan
doenjang dapat ditemukan di dalam teks sejarah Cina di Buku Wei dan Suku Dongyi serta teks Sanguozhi yang
ditulis oleh Chen Shou di tahun
290. Pada zaman dahulu, doenjang dinamakan tojang.Orang Cina kuno mengenal bau doenjang sebagai saus khas
Korea.
Proses
pembuatan
Doenjang dibuat dari kedelai yang
direbus dan dikeringkan di panas matahari, kemudian dibentuk jadi persegi yang
dinamakan mejubap atau meju. Dalam proses pengeringan ini
muncul jejamuran yang menandakan telah terjadinya proses fermentasi dan
menimbulkan bau khas. Setelah dikeringkan meju dipindahkan ke tempat hangat
agar proses ferementasi berlangsung cepat. Setelah itu dimasukkan ke dalam
tempayan besar yang diisi dengan air garam. Air garam ini menyebabkan terjadinya
fermentasi yang lebih baik lagi. Inilah yang dinamakan doenjang. Jika doenjang
dipisahkan dengan air dari hasil fermentasi, akan menghasilkan ganjang.
Bahan
masakan
Doenjang biasanya dibuat secara
manual di rumah-rumah orang Korea, terutama di pedesaan. Cara pembuatan
doenjang secara manual hanya menggunakan air garam sementara doenjang buatan
pabrik dibuat dengan menambahkan tepung gandum. Bahkan ada yang sengaja
menambahkan komposisinya dengan ikan teri agar rasanya semakin lezat. Doenjang
yang dimakan dengan bawang putih, minyak wijen, dan gochujang (pasta
cabai Korea) yang dibungkus dengan sayur dinamakan ssamjang (tanpa
nasi) atau ssambap (ditambah
nasi).
Doenjang juga populer dimasak
sebagai sup, yaitu Doenjangjjigae
(sup doenjang) yang biasanya berisi tahu dan bumbu seperti
bubuk cabai, jamur, makanan laut dan daging.
Doenjang memiliki gizi yang tinggi karena dihasilkan dari proses fermentasi
yang bersifat anti kanker, selain itu
juga memiliki sumber mineral dan flavonoid yang
bersifat antioksidan.
Nilai
doenjang
Doenjang dikatakan bagi orang Korea
memiliki 5 nilai. Pertama adalah dansim,
artinya doenjang akan memiliki rasa dan aroma yang sama bahkan bila dicampurkan
dengan rasa lain. Yang kedua adalah hangsim,
artinya doenjang tidak akan pernah menjadi busuk. Bila disimpan dengan benar
dan semakin lama, akan membentuk rasa yang semakin kuat. Ketiga adalah bulsim, doenjang bisa menghilangkan
bau amis daging dan ikan. Keempat adalah seonsim,
doenjang dapat membuat masakan pedas menjadi semakin gurih. Kelima adalah hwasim, doenjang mampu menjadi
pelengkap jenis masakan apa saja.
Doenjang adalah dari pasta kacang kedelai
yang direbus dan dikeringkan di panas matahari dalam bentuk persegi
yang dinamakan mejubap atau meju
Dalam proses pengeringan ini muncul
jejamuran yang menandakan telah terjadinya proses fermentasi dan
menimbulkan bau yang menyengat. Setelah dikeringkan blok-blok doenjang ini
dipindahkan ke tempat yang lebih hangat agar proses
ferementasi berlangsung lebih cepat. Setelah itu dimasukkan ke dalam
tempayan besar yang diisi dengan air garam. Air garam ini menyebabkan
terjadinya fermentasi yang lebih baik lagi, yaitu melembekkan bentuk meju
yang tadinya keras menjadi pasta kacang khas Korea. Jika pasta kacang
dipisahkan dengan air dari hasil fermentasi tadi, akan menghasilkan kecap
khas Korea yang disebut Ganjang.
Doenjang biasanya dibuat secara manual di
rumah-rumah orang Korea, terutama di pedesaan. Cara pembuatan
doenjang secara manual hanya menggunakan air garam sementara doenjang buatan
pabrik dibuat dengan menambahkan tepung gandum. Bahkan ada yang sengaja
menambahkan komposisinya dengan ikan teri agar rasanya semakin lezat.
Doenjang yang dimakan dengan bawang putih, minyak wijen, dan gochujang (
pasta cabai Korea) yang dibungkus dengan sayur dinamakan ssamjang ( tanpa nasi
) atau ssambap ( ditambah nasi ).
Doenjang juga populer
dimasak sebagai sup, yaitu Doenjangjjigae (sup doenjang) yang biasanya
berisi tahu dan bumbu seperti bubuk cabai, jamur, makanan laut dan daging.
Doenjang memiliki gizi yang tinggi karena dihasilkan dari proses
fermentasi yang bersifat anti kanker, selain itu juga memiliki sumber
mineral dan flavonoid yang bersifat antioksidan.
난 된장 찌개 되고 싶어 ( nan
doenjang jjigae doego sipeo / Aku ingin menjadi doenjang). Karena Doenjang
walaupun penampilannya kurang menarik dan bau tak sedap yang menyengat,
namun doenjang selalu bikin orang kecanduan dan merindukan selalu. Dalam
kehidupan ini tak semuanya bisa kita nilai dari sebuah penampilan. Halusnya
kulit tak meski menggambarkan halusnya budi, lembutnya bibir tak selalu
melafadkan kata-kata yang lembut dan kayanya harta tak selalu membuat kaya di
hati. Dan juga sebaliknya, tak semua bau yang tak sedap itu tidak membawa rasa
nikmat.itulah ” doenjang “.
Doenjang Korea Yang Menyemarakkan Arus Budaya Korea
Jikalau sup saus Doenjang yang memasukkan tahu
siap disajikan, siapa saja dapat menghabiskan 1 mangkuk nasi. Doenjang adalah
bahan yang tidak boleh dikecualikan pada menu makanan Korea. Bersama dengan
saus pedas Gochujang, dan kecap asin Ganjang, Doenjang juga merupakan makanan
yang menjamin kesehatan masyarakat Korea sejak masa dahulu sebagai makanan yang
difermentasi. Berkat arus budaya Korea yang menimbulkan sensasi besar di dunia,
Gochujang telah memikat selera masyarakat dunia dan bahkan Doenjang juga
berperan penting untuk mengaktifkan arus budaya Korea di bidang makanan.
Doenjang Korea dianggap sebagai makanan supersehat kepada anda. Doenjang adalah jenis saus yang berasal dari Korea.
Doenjang Korea dianggap sebagai makanan supersehat kepada anda. Doenjang adalah jenis saus yang berasal dari Korea.
Tahu memang menjadi makanan tradisional
penduduk Korea sejak masa lampau. Masyarakat Korea mengandalkan bahan baku
kedelai sebagai sumber protein. Ini terlihat dari bumbu andalan doenjang yang
terbuat dari rebusan kacang yang difermentasi serta ganjang atau kecap.
Doenjang
(pasta kedelai), dengan unsur-unsurnya yang mampu melawan
kanker, telah menarik perhatian para ahli gizi masa kini. Masyarakat Korea pada jaman dahulu
biasa membuat doenjang di rumah dengan merebus buncis warna kuning, mengeringkannya
di tempat yang teduh, memasukkannya ke dalam air garam, dan mengawetkannya dengan
menaruhnya di bawah sinar matahari.
kanker, telah menarik perhatian para ahli gizi masa kini. Masyarakat Korea pada jaman dahulu
biasa membuat doenjang di rumah dengan merebus buncis warna kuning, mengeringkannya
di tempat yang teduh, memasukkannya ke dalam air garam, dan mengawetkannya dengan
menaruhnya di bawah sinar matahari.
Sebuah tim penelitian perguruan
tinggi Korea Selatan menemukan Doenjang atau tauco Korea, lebih efektif
daripada Gochujang atau pasta cabe Korea, dan membuktikan manfaat tauco lebih
unggul daripada Gochujang untuk mencegah kegemukan pada manusia. Profesor Park
Geon-yong di Universitas Busan menyatakan, seekor tikus seberat 143 g menjadi
tambah gemuk dan beratnya menjadi 287.4 g, setelah 30 hari memakan makanan
kalori tinggi, tetapi peningkatan bobot tikus lain adalah hanya 246,6 g dalam
keadaan sama dengan makan tambahan 10 persen tauco.
Tauco atau Doenjang
Doenjang adalah salah satu makanan
tradisional Korea, yang terbuat dari kedele yang difermentasikan, yang disebut
“meju’ dalam bahasa Korea. Bungkah meju itu direndam dengan air garam hingga
air garam difermentasikan, dan kemudian, cairan yang dipisahkan dari bungkah
meju adalah menjadi ganjang atau kecap asin tradisional Korea , dan bungkah
meju yang tersisa menjadi Doenjang atau tauco. Doenjang dan Ganjang adalah saus
utama seperti kecap manis untuk cita rasa makanan Korea.
Kacang kedelai dan meju.
Itu tidak lagi menjadi rahasia bahwa
kacang kedelai sangat bagus untuk kesehatan. Makanan itu mencantumkan
protein(40 %), karbohidariat(30 %), plus beragam vitamin, kalsium,phosphorous,
potasium dan berbagai bahan mineral. komposisi nutrisinya lebih banyak daripada
daging sapi . Tetapi masalahnya, susah untuk mencernanya. Solusinya adalah
fermentasi. Kalau menfermentasikan 100 gram kacang, bisa memproduksi kurang
lebih 100 milyar enzim percernaan . Kacang difermentasi lebih baik untuk
pecernaan dan penyerapan makanan. Untuk membuat meju, meju itu direbus dan
dilumatkan, dan kemudian, kacang kedele yang dilumatkan, dibuat dengan bentuk
bulat atau persegi empat. Setelah itu, bungkah kedelai ini dikeringkan dan
difermentasikan. Bungkah kedelai yang difermentasikan atau meju itu digunakan
untuk ganjang dan doenjang.
Obat ? atau makanan ?
Obat ? atau makanan ?
Kacang dikenal baik dengan komposisi nutrisinya yang
sempurna. Doenjang atau tauco yang dibuatnya itu adalah bagus untuk kesehatan,
karena itu, menurut buku pengobatan tradisional Korea, yang berjudul “Dong-eui
Bo-gam” di Korea, menganggap doenjang sebagai obat untuk menyembunyikan segala
jenis penyakit. Buku kuno itu meyebut bahwa doenjang sangat efektif untuk
mengobati sakit kepala, kedinginan,demam, penyakit dalam berbagai organ tubuh,
berkeringat yang berlebihan dan efek untuk menawarkan racun.
A. Kemanjuran yang telah terbuktikan
A. Kemanjuran yang telah terbuktikan
1.
Pencegahan sembelit dan kanker usus
besar
2.
Bermanfaat sebagai anti –kanker
3.
Dekomposisi(dipisah-pisahkan)
kolesterol dan fungsi untuk menawarkan racun.
4.
Pencegahan gejala usia tua dan
keriput.
B. Nutrisi
doenjang
100 gram doenjang menciptakan 128 kalori.
Doenjang
adalah bagus untuk melangsingkan tubuh
Profesor Park menyatakan, protein
kedelai, yang merupakan elemen utama doenjang, dikoposisi(dipisah-pisahkan)
dengan peptide dan kalau proses fermentasi lebih berkembang, kedelai itu
dipisah-pisahkan dengan asam amino, yang memiliki manfaat anti–kegemukan.
Hasil penelitian
Hasil penelitian
Tikus biasa
|
Tikus yang memakan
doenjang
|
|
Berat
|
287.4g
|
246.6g
|
Berat hati
|
11g
|
8.7g
|
Kolesterol
|
66.3
|
48.4
|
Produk fermentasi pasta kedelai
tradisional Korea, doenjang, diketahui juga memiliki aktivitas antimutagenik
yang kuat terhadap berbagai senyawa karsinogen/ mutagen, termasuk AFB1.
Aktivitas antimutagenik doenjang dilaporkan lebih tinggi dibandingkan dengan
kedelai mentah, kedelai yang telah dimasak, maupun produk olahan kedelai
lainnya. Komponen aktif yang teridentifikasi adalah genistein, asam linoleat,
β-sitosterol glucoside, soyasaponin, dan sebagainya. Komponen aktif ini
menunjukkan aktivitas antimutagenik yang kuat di dalam uji Ames, kromotes SOS
dan uji spot sayap Dariosophila. Genistein dan asam linoleat merupakan komponen
antimutagenik yang paling efektif di dalam doenjang. Genistein yang terbentuk
selama proses fermentasi doenjang jauh lebih banyak dari genistin yang ada pada
kedelai mentah (Park et al, 2003).
Gambar Penyimpanan Doenjang
Gambar Proses Fermentasi Doenjang
Doenjang merupakan salah satu makanan
fermentasi yang dibuat dari pasta kacang kedelai yang direbus serta dikeringkan
di panas matahari dalam bentuk persegi (blok). Bentukan doenjang yang
dikeringkan ini dinamakan Meju. Pada proses pengeringan, muncul jejamuran, pertanda telah terjadi
proses fermentasi sehingga menimbulkan bau menyengat. Stelah dikeringkan
blok-blok doenjang ini dipindahkan ke tempat yang lebih hangat lalu dimasukkan
ke dalam tempayan besar berisi air garam yang menyebabkan terjadinya fermentasi
yang lebih baik lagi, yakni melehkan bentuk meju yang tadinya keras menjadi
pasta kacang khas Korea. Jika pasta kacang dipisahkan dengan air dari hasil
fermentasi tadi, akan menghasilkan kecap khas Korea yang disebut Ganjang.
Umunya, doenjang dibuat secara manual di rumah-rumah orang Korea, terutama di
pedesaan. Doenjang juga populer dimasak sebagai sup, yaitu Doenjangjjigae.
Doenjang juga memiliki gizi yang tinggi karena dihasilkan dari proses
fermentasi yang bersifat anti kanker serta memiliki sumber mineral dan
flavonoid yang bersifat antioksidan.
Tahapan Pembuatan Dan Terjadinya Proses Fermentasi Pada Pasta Kedelai Doenjang:
1. Beli kacang kedelai, jika mungkin dalam
ukuran sedang
2. Bersihkan kacang kedelai dengan
air.
3. Rendam
kacang dengan
air pada rasio 1:3 untuk sekitar 15 atau
18 jam. Ini, AOS yang berbeda dengan suhu dan kelembaban.
4. Rebus kacang-kacangan, sekitar satu
jam dengan panas tinggi dan tetap, dengan api
kecil selama sekitar 2 jam. Hal
ini dapat dimasak dengan menggunakan pressure
cooker. Beberapa orang mengukus biji, walaupun membutuhkan lebih
banyak waktu dan tenaga.
5. Menghancurkan kacang kedelai rebus menjadi
bit kecil.
6. Bentuk
pasta hancur menjadi
blok-blok persegi, 7 " dan 7". Ukurannya dapat bervariasi. Blok pasta
kacang ini disebut meju.
7. Keringkan blok paste, meju di
lantai selama sekitar sehari.
- Prosedur untuk mengeringkan blok bervariasi di setiap rumahtangga. Prosedur
berikut lebih rumit. –
8. Menggantungkannya di dinding dengan tali jerami.
Keringkan sekitar satu minggu. Fermentasi dimulai dengan bakteri Bacillus
subtilis dan beberapa khamir sebagai blok pasta terkena udara.
9. Selama tiga minggu berikutnya, mengeringkannya di
luar dengan cahaya matahari di siang hari. Pada
malam hari, membawa mereka masuk. Lebih
banyak fermentasi yang terjadi makan akan menimbulkan bau yang agak tidak menyenangkan (amonia).
10. Tempat yang terhubung dengan
tali jerami, seharusnya ada beberapa spora putih oleh
bakteri. Ini berarti mereka sedang dikeringkan
(difermentasi) dengan benar.
11. Selama sekitar dua minggu ke depan, menempatkan mereka di lantai ondol dengan
jerami lagi. Menutupi mereka dengan selimut kapas. Balik sisi meju setiap tiga
hari.
* Ondol adalah sistem pemanas Underfloor ditunjukkan
pada arsitektur tradisional Korea.
12. Keringkan blok pasta
kacang di luar selama sekitar satu minggu lagi. Bawa mereka
masuk di malam hari.
13. Bersihkan blok dengan
air dan keringkan lagi selama
sekitar satu minggu dengan cara yang sama.
Meju
dikeringkan
14. Sekarang siap untuk menempatkannya dalam kuali besar (jar gerabah buram).
15. Lelehkan garam laut
yang memiliki bittern kecil dengan tempayan selama tiga hari. Salinitas yang
tepat adalah sekitar 17%. Ketika Anda
memeriksa air asin tiga hari kemudian, beberapa residu harus
semua di bagian bawah kuali itu. Anda
hanya menggunakan air asin bersih.
16. Pasang
blok pasta
kacang di lapisan dalam yang lain tempayan besar. Tambahkan
air garam, beberapa cabai dan beri garam lebih.
17. Taruh beberapa arang kayu
keras. Sekarang sedang lebih
difermentasi.
Proses fermentasi menghasilkan bakteri
menguntungkan banyak.
Pasta kacang menjadi kaya
vitamin mineral, dan asam amino esensial. Asam
linoleat dan asam linolenat dalam doenjang mempengaruhi
pertumbuhan normal pembuluh darah, yang dapat mencegah
banyak pembuluh darah yang berhubungan dengan penyakit. Polifenol yang
terkandung dalam pasta kacang Korea seperti isojlavin atau melanoidin membuat doenjang baik anti-oksidan. Beberapa penelitian menunjukkan doenjang adalah
anti-kanker.
Selama fermentasi dalam tempayan itu, padatan dan
cairan dipisahkan. Bagian padat menjadi doenjang(Korea
pasta kacang) dan
bagian cair menjadi ganjang, kecap Korea.
Setiap kali saya membaca semua yang aneh terdengar pada bahan label dari pabrik membuat doenjang atau ganjang dari pasar, saya benar-benar merindukan tangan ibuku membuat doenjang dan gangjang yang hanya mengandung bahan alami.
Setiap kali saya membaca semua yang aneh terdengar pada bahan label dari pabrik membuat doenjang atau ganjang dari pasar, saya benar-benar merindukan tangan ibuku membuat doenjang dan gangjang yang hanya mengandung bahan alami.
- Hidangan yang paling populer dari doenjang -
Doenjang jjigae
FILM DOENJANG IYAGI ( CERITA TENTANG DOENJANG )
Bermula dari rasa penasaran seorang produser film dokumenter bernama
choi yu-jin terhadap seorang narapidana yang dieksekusi mati yang sebelum
eksekusi kematiannya dia menginginkan sup doenjang. Lalu dimulalilah
penyelidikan tentang narapidana tersebut. Selama pencariannya choi yu-jin
menemukan fakta bahwa dalam penangkapannya narapidana tersebut ditangkap dalam
sebuah warung dan lagi makan semangkuk sup doenjang. Saat narapidana tersebut
memakan sup doenjang dia seolah olah tidak peduli akan sekitarnya meskipun dia
telah dikepung polisi bahkan dia sama sekali tidak mencoba melarikan diri. Setelah
mengetahui fakta tersebut choi yu-jin mulai mencari tahu fakta tentang sup
doenjang yang dimakan oleh narapidana tersebut. Saat dia mulai menggali lebih
dalam tentang sup doenjang tersebut dia semakin tahu ada kisah cinta dibalik
pembuatan sup doenjang. Kisah cinta yang menghasilkan sebuah makanan yang penuh
dengan kenikmatan tiada tara.
Mungkin banyak yang tidak tahu
sup doenjang itu seperti apa sup doenjang adalah masakan yang dibuat dari
kedelai yang dikeringkan di panas matahari, kemudian dibentuk menjadi persegi. Dalam
proses pengeringan ini muncul jejamuran yang menandakan telah terjadinya proses
fermentasi dan menimbulkan bau khas. Setelah dikeringkan dipindahkan ke tempat
hangat agar proses fermentasi berlangsung cepat. Setelah itu dimasukkan ke
dalam tempanyan besar yang diisi dengan air garam. Air garam ini menyebabkan
terjadinya fermentasi yang lebih baik lagi. Inilah yang dinamakan doenjang. Film
ini tidak hanya menampilkan proses pembuatan sup doenjang namun juga
memperlihatkan pemandangan alam korea yang begitu indah. Selain itu kita juga
diajarkan bahwa dalam membuat masakan semakin alami proses pembuatannya cita
rasa masakan tersebut semakin enak. Dan jangan lupakan cinta dalam proses
pembuatan masakan. Semakin kita mencintai masakan tersebut apapun akan kita
lakukan untuk membuat masakan tersebut menjadi enak untuk dinikmati.
Doenjang, Makanan tradisional
Korea yang mempunyai sifat anti-kanker ini lebih dikenal dengan
nama "doenjang" atau pasta kacang kedelai Korea. Bahan
utama untuk membuat jenis makanan fermentasi ini adalah kacang kedelai dan
bumbu-bumbunya sama yang digunakan untuk membuat kimchi.
utama untuk membuat jenis makanan fermentasi ini adalah kacang kedelai dan
bumbu-bumbunya sama yang digunakan untuk membuat kimchi.
"Don boda
kongang-i dojung jo hada"
(kesehatan
lebih berarti daripada kekayaan).
Itulah
bunyi salah satu iklan di restoran, yang selebarannya dibagikan
kepada pejalan kaki di jalan-jalan seputar lingkungan Kampus Universitas
Yonsei, Seoul.
kepada pejalan kaki di jalan-jalan seputar lingkungan Kampus Universitas
Yonsei, Seoul.
Saat ini, Korea Selatan
memang tengah menggalakkan kampanye menyehatkan
rakyat, melalui diet sehat dan tidak berlemak. Negara yang kaya akan
tanaman ginseng terus berusaha keras mewujudkan cita-cita menjadi salah
satu negara industri di kawasan Asia, ternyata tak lupa mengutamakan
program kesehatan dalam upaya mensejahterakan rakyat. Lembaga-lembaga
terkait, seperti Department of Science Food and Nutrition dan Microbiology
Pusan National University dipercaya penuh oleh pemerintah untuk melakukan
berbagai riset, guna mendukung program tersebut. Misalnya, riset mengenai
doenjang atau Korean soy paste (pasta kacang kedelai Korea), dan kimchi
yang menjadi makanan tradisional Korea.
rakyat, melalui diet sehat dan tidak berlemak. Negara yang kaya akan
tanaman ginseng terus berusaha keras mewujudkan cita-cita menjadi salah
satu negara industri di kawasan Asia, ternyata tak lupa mengutamakan
program kesehatan dalam upaya mensejahterakan rakyat. Lembaga-lembaga
terkait, seperti Department of Science Food and Nutrition dan Microbiology
Pusan National University dipercaya penuh oleh pemerintah untuk melakukan
berbagai riset, guna mendukung program tersebut. Misalnya, riset mengenai
doenjang atau Korean soy paste (pasta kacang kedelai Korea), dan kimchi
yang menjadi makanan tradisional Korea.
Sudah sejak tahun 1969,
lembaga itu meneliti makanan tersebut untuk
mengetahui manfaatnya terhadap kesehatan tubuh manusia. Dalam percakapan
khusus dengan Pembaruan selama sekitar satu setengah jam di Hotel Chuson,
Seoul akhir Juli lalu, Profesor Kun-Young Park dari Universitas Pusan
mengemukakan hasil riset yang dilakukan oleh lembaga-lembaga di
universitasnya. Yaitu bahwa pasta kacang kedelai Korea potensial sebagai
pencegah kanker. Beberapa kali penelitian itu digelar terhadap berbagai jenis karsinogen (sesuatu yang bisa memicu/menyebabkan kanker). Hasilnya,
ternyata antimutagenic yang banyak terkandung pada doenjang selama proses
fermentasi mampu menghalau atau mencegah serangan-serangan bahan-bahan
karsinogenik tersebut.
mengetahui manfaatnya terhadap kesehatan tubuh manusia. Dalam percakapan
khusus dengan Pembaruan selama sekitar satu setengah jam di Hotel Chuson,
Seoul akhir Juli lalu, Profesor Kun-Young Park dari Universitas Pusan
mengemukakan hasil riset yang dilakukan oleh lembaga-lembaga di
universitasnya. Yaitu bahwa pasta kacang kedelai Korea potensial sebagai
pencegah kanker. Beberapa kali penelitian itu digelar terhadap berbagai jenis karsinogen (sesuatu yang bisa memicu/menyebabkan kanker). Hasilnya,
ternyata antimutagenic yang banyak terkandung pada doenjang selama proses
fermentasi mampu menghalau atau mencegah serangan-serangan bahan-bahan
karsinogenik tersebut.
Doenjang adalah jenis makanan fermentasi yang berasal dari
Korea. Doenjang dibuat dari pasta kacang kedelai yang direbus dan dikeringkan
di panas matahari dalam bentuk persegi yang dinamakan mejubap atau meju. Dalam
proses pengeringan ini muncul jejamuran yang menandakan telah terjadinya proses
fermentasi dan menimbulkan bau yang menyengat. Setelah dikeringkan blok-blok
doenjang ini dipindahkan ke tempat yang lebih hangat agar proses ferementasi
berlangsung lebih cepat. Setelah itu dimasukkan ke dalam tempayan besar yang
diisi dengan air garam. Air garam ini menyebabkan terjadinya fermentasi yang
lebih baik lagi, yaitu melehkan bentuk meju yang tadinya keras menjadi pasta
kacang khas Korea. Jika pasta kacang dipisahkan dengan air dari hasil
fermentasi tadi, akan menghasilkan kecap khas Korea yang disebut Ganjang.
Doenjang merupakan bumbu cokelat
kental yang dibuat dari kacang kedelai yang difermentasi. Bumbu doenjang biasa
digunakan dalam campuran masakan berkuah seperti doenjang jjigae. Doenjang juga
dibuat dengan bahan lain menjadi bumbu ssamjang. Keistimewaannya, doenjang bisa
dicampur dengan bumbu lain dalam masakan tanpa kehilangan rasa aslinya. Dengan
bahan utama kacang kedelai, doenjang mengandung isoflavon dan kaya vitamin.
Aromanya gurih tajam khas kedelai, mirip tauco dan miso Jepang.
Doenjang biasanya
dibuat secara manual di rumah-rumah orang Korea, terutama di pedesaan. Cara
pembuatan doenjang secara manual hanya menggunakan air garam sementara doenjang
buatan pabrik dibuat dengan menambahkan tepung gandum. Bahkan ada yang sengaja
menambahkan komposisinya dengan ikan teri agar rasanya semakin lezat.
Doenjang yang dimakan
dengan bawang putih, minyak wijen, dan gochujang (pasta cabai Korea) yang
dibungkus dengan sayur dinamakan ssamjang (tanpa nasi) atau sambap (ditambah
nasi).
Doenjang juga populer
dimasak sebagai sup, yaitu Doenjangjjigae (sup doenjang) yang biasanya berisi
tahu dan bumbu seperti bubuk cabai, jamur, makanan laut dan daging. Doenjang
memiliki gizi yang tinggi karena dihasilkan dari proses fermentasi yang
bersifat anti kanker, selain itu juga memiliki sumber mineral dan flavonoid
yang bersifat antioksidan.
Penyebutan tentang
pembuatan doenjang dapat ditemukan di dalam teks sejarah Cina di Buku Wei dan
Suku Dongyi serta teks Sanguozhi yang ditulis oleh Chen Shou di tahun 290. Pada
zaman dahulu, doenjang dinamakan tojang. Orang Cina kuno menyebut bau doenjang
sebagai khas Korea.
Doenjang dikatakan bagi
orang Korea memiliki 5 nilai. Pertama adalah dansim, artinya doenjang akan
memiliki rasa dan aroma yang sama bahkan bila dicampurkan dengan rasa lain.
Yang kedua adalah hangsim, artinya doenjang tidak akan pernah menjadi busuk.
Bila disimpan dengan benar dan semakin lama, akan membentuk rasa yang semakin
kuat. Ketiga adalah bulsim, doenjang bisa menghilangkan bau amis daging dan
ikan. Keempat adalah seonsim, doenjang dapat membuat masakan pedas menjadi
semakin gurih. Kelima adalah hwasim, doenjang mampu menjadi pelengkap jenis
masakan apa saja.
Menurut Research Center
of Korea Agriculture Development, doenjang atau
pasta kacang kedelai Korea sebagai salah satu jenis makanan hasil
fermentasi di Korea ini yang bahan utamanya terbuat dari kacang kedelai.
Selama berabad-abad lalu, jenis makanan ini dibuat dengan cara tradisional
di rumah-rumah penduduk. Proses pembuatnya pun membutuhkan waktu sedikitnya
dua-tiga bulan. Tahap pertama yang harus dilakukan dalam proses membuat
doenjang adalah memilih kacang kedelai (soybean) yang bermutu baik, lalu
mencuci dan merendamnya dalam air selama semalam. Kedelai yang menggembung
karena terendam air itu kemudian dimasukkan ke dalam tabung bersuhu 100
derajat Celsius selama dua sampai tiga jam, sampai kulit-kulit kacang
kedelai itu mengelupas sendiri.
pasta kacang kedelai Korea sebagai salah satu jenis makanan hasil
fermentasi di Korea ini yang bahan utamanya terbuat dari kacang kedelai.
Selama berabad-abad lalu, jenis makanan ini dibuat dengan cara tradisional
di rumah-rumah penduduk. Proses pembuatnya pun membutuhkan waktu sedikitnya
dua-tiga bulan. Tahap pertama yang harus dilakukan dalam proses membuat
doenjang adalah memilih kacang kedelai (soybean) yang bermutu baik, lalu
mencuci dan merendamnya dalam air selama semalam. Kedelai yang menggembung
karena terendam air itu kemudian dimasukkan ke dalam tabung bersuhu 100
derajat Celsius selama dua sampai tiga jam, sampai kulit-kulit kacang
kedelai itu mengelupas sendiri.
Tiga
Bulan
Kacang kedelai yang
sudah dimasak itu didinginkan pada suhu 40 derajat
Celsius dan ditumbuk sampai halus. Hasil tumbukan kacang kedelai itu
menjadi bentuk pasta dan disebut meju. Selanjutnya, jelas pakar
mikrobiologi lulusan Universitas Nebraska itu, meju dijemur dan disimpan di
ruangan pada suhu di malam hari. Meju yang sudah kering disimpan selama dua
sampai tiga bulan, dengan menggantungkannya di langit-langit dengan tali
jerami. Dengan cara itu dihasilkan bakteri yang disebut bacillus subtilis
pada permukaan meju. Bakteri ini berperanan besar dalam proses penguraian
selanjutnya.
Celsius dan ditumbuk sampai halus. Hasil tumbukan kacang kedelai itu
menjadi bentuk pasta dan disebut meju. Selanjutnya, jelas pakar
mikrobiologi lulusan Universitas Nebraska itu, meju dijemur dan disimpan di
ruangan pada suhu di malam hari. Meju yang sudah kering disimpan selama dua
sampai tiga bulan, dengan menggantungkannya di langit-langit dengan tali
jerami. Dengan cara itu dihasilkan bakteri yang disebut bacillus subtilis
pada permukaan meju. Bakteri ini berperanan besar dalam proses penguraian
selanjutnya.
Pembuatan doenjang
selesai setelah diberi bahan tambahan, seperti garam
sodium klorida (NaCl) dan air agar mempercepat fermentasi, lalu bahan itu
disimpan lagi selama tiga bulan. Karena proses pembuatan pasta kacang
kedelai yang sedemikian panjang itulah, tambah Kun-Young Park, banyak yang
khawatir bahwa doenjang bisa terkontaminasi mycotoxin atau aflatoxin B1 -
racun yang terkandung dalam jamur yang bisa menyebabkan kanker. Aflatoksin
B1 merupakan salah satu unsur potensial yang bisa menyebabkan kanker dan
biasanya dihasilkan oleh jamur yang disebut Aspergillus flavus dan
Aspergillus parasiticus, bila jamur-jamur ini mencemari makanan.
sodium klorida (NaCl) dan air agar mempercepat fermentasi, lalu bahan itu
disimpan lagi selama tiga bulan. Karena proses pembuatan pasta kacang
kedelai yang sedemikian panjang itulah, tambah Kun-Young Park, banyak yang
khawatir bahwa doenjang bisa terkontaminasi mycotoxin atau aflatoxin B1 -
racun yang terkandung dalam jamur yang bisa menyebabkan kanker. Aflatoksin
B1 merupakan salah satu unsur potensial yang bisa menyebabkan kanker dan
biasanya dihasilkan oleh jamur yang disebut Aspergillus flavus dan
Aspergillus parasiticus, bila jamur-jamur ini mencemari makanan.
Namun, aflatoksin akan
berkurang dan akhirnya menghilang selama proses
pematangan doenjang yang memakan waktu dua-tiga bulan itu. Selain itu,
muncul pula beberapa unsur seperti amonia (NH3), malanoidin saat dalam
perubahan warna dan charcoal. Jadi, kata Kun-Young Park, doenjang tidak
berbahaya bagi kesehatan lantaran terkontaminasi oleh aflatoksin B1. Banyak
studi yang dilakukan lembaga-lembaga riset tersebut, yang menunjukkan,
nutrisi-nutrisi yang terkandung pada doenjang cukup memberikan perlindungan
terhadap karsinogenesis. Berdasarkan hasil riset, sejumlah komponen dalam
kacang kedelai, terutama trypsin inhibitor, isoflavon, saponin dan asam
fitat, memperlihatkan unsur-unsur yang bersifat antikanker.
pematangan doenjang yang memakan waktu dua-tiga bulan itu. Selain itu,
muncul pula beberapa unsur seperti amonia (NH3), malanoidin saat dalam
perubahan warna dan charcoal. Jadi, kata Kun-Young Park, doenjang tidak
berbahaya bagi kesehatan lantaran terkontaminasi oleh aflatoksin B1. Banyak
studi yang dilakukan lembaga-lembaga riset tersebut, yang menunjukkan,
nutrisi-nutrisi yang terkandung pada doenjang cukup memberikan perlindungan
terhadap karsinogenesis. Berdasarkan hasil riset, sejumlah komponen dalam
kacang kedelai, terutama trypsin inhibitor, isoflavon, saponin dan asam
fitat, memperlihatkan unsur-unsur yang bersifat antikanker.
Sebetulnya, tempe dari
Indonesia juga termasuk sejenis makanan fermentasi
yang memiliki sifat antikanker, seperti makanan tradisional Korea itu.
Karena itu, mengonsumsi lebih banyak doenjang diyakini akan mengurangi
angka rata-rata kematian akibat kanker perut. Banyak riset membuktikan,
makanan tradisional Korea ini memiliki efek-efek yang bersifat memerangi
mutagenesis aflatoksin B1 dan mencegah kanker, dan tidak banyak ditemui
adanya unsur-unsur yang membahayakan kesehatan. Dengan demikian,
sifat-sifat antimutagenik yang ditemukan pada doenjang juga mampu mengatasi
mutagen yang terkandung pada MNNG (methyl-nitro-nitroguanidine); 4-NQO
(4-nitroquinoline-1-oxide); BaP (ben- zo-a-pyrene); dan DMN
(dimetylnitrosamine).
yang memiliki sifat antikanker, seperti makanan tradisional Korea itu.
Karena itu, mengonsumsi lebih banyak doenjang diyakini akan mengurangi
angka rata-rata kematian akibat kanker perut. Banyak riset membuktikan,
makanan tradisional Korea ini memiliki efek-efek yang bersifat memerangi
mutagenesis aflatoksin B1 dan mencegah kanker, dan tidak banyak ditemui
adanya unsur-unsur yang membahayakan kesehatan. Dengan demikian,
sifat-sifat antimutagenik yang ditemukan pada doenjang juga mampu mengatasi
mutagen yang terkandung pada MNNG (methyl-nitro-nitroguanidine); 4-NQO
(4-nitroquinoline-1-oxide); BaP (ben- zo-a-pyrene); dan DMN
(dimetylnitrosamine).
Uji coba untuk
mengetahui kemampuan antimutagenik pada makanan tradisional
Korea ini, juga dilakukan lembaga-lembaga riset di Universitas Pusan dan
hasilnya cukup memuaskan. "Pendek kata, makanan jenis fermentasi ini sangat
membantu memerangi gejala-gejala kanker," katanya. Doenjang, yang selama
ini menjadi penawar kanker di Korea, biasanya dimasak sebagai sup dengan
bumbu bawang putih, bawang merah, cabe merah, cabe hijau, daun berambang,
dan ditambah bahan lain seperti ikan teri, kerang, daging dan labu kuning
sebagai variasi.
Korea ini, juga dilakukan lembaga-lembaga riset di Universitas Pusan dan
hasilnya cukup memuaskan. "Pendek kata, makanan jenis fermentasi ini sangat
membantu memerangi gejala-gejala kanker," katanya. Doenjang, yang selama
ini menjadi penawar kanker di Korea, biasanya dimasak sebagai sup dengan
bumbu bawang putih, bawang merah, cabe merah, cabe hijau, daun berambang,
dan ditambah bahan lain seperti ikan teri, kerang, daging dan labu kuning
sebagai variasi.
Penyebutan tentang
pembuatan doenjang dapat ditemukan di dalam teks sejarah Cina di Buku Wei dan
Suku Dongyi serta teks Sanguozhi yang ditulis oleh Chen Shou di tahun 290. Pada
zaman dahulu, doenjang dinamakan tojang. Orang Cina kuno menyebut bau doenjang
sebagai khas Korea.
Doenjang, pasta
kedelai. Doenjang telah dikenal sejak 200 tahun yang lalu dan telah terbukti. Produk – Produk Makanan Dari Doenjang :
1. Doenjangjjigae
Doenjangjjigae (된장찌개) merupakan
jenis jjigae
yang bahan utamanya adalah doenjang.[1]
Doenjangjjigae dimasak dengan bahan yang berbeda-beda menurut musim.[2]
Pada musim panas,
biasanya doenjangjjigae ditambah jamur dan pada musim dingin
ditambah daun lobak.[2]
Bahan-bahan lainnya adalah potongan cabai, ketimun dan tahu yang direbus dalam ttukbaegi dan langsung disajikan selagi panas.[2]
Doenjangjjigae memiliki kandungan protein tinggi dan mudah dicari di restoran
di Korea karena harganya terjangkau.[2]
Sup ini berciri khas rasa yang kuat karena doenjang, juga asin dan pedas.[2]
Doenjjangjjigae merupakan salah satu masakan
favorit masyarakat Korea.[2]
Doenjang Jjiggae
Bahan:
250 ml kaldu
250 ml kaldu
30 gr zucchini
, iris tipis
5 gr cabai merah, iris
10 gr cabai hijau, iris
10 gr daun bawang, iris
5 gr bawang bombai, potong kotak
30 gr tahu China, potong dadu
30 gr cumi, potong kotak
50 gr udang kupas
50 gr kerang tahu
30 gr daging sapi, iris tipis
Bumbu:
1 sdm taoco
1 sdm taoco
½ sdm sogogi
dasida
½ sdm kocukaro
½ sdm bawang putih, cincang kasar
½ sdm kocujang
Cara Membuat:
1. Didihkan kaldu, masukkan semua sayuran, tahu China,
cumi, udang, kerang dan daging sapi. Masak sampai semua bahan setengah matang.
2. Tambahkan bumbu, aduk rata. Masak sampai
mendidih dan semua bahan matang. Angkat dan sajikan panas dalam tukbegi (mangkuk batu khas Korea).
Tips:
Sogogi dasida : Bumbu penyedap rasa sapi khas Korea.
Sogogi dasida : Bumbu penyedap rasa sapi khas Korea.
Kocujang : Saus
cabai khas Korea.
Semua bumbu-bumbu khas Korea ini dapat diperoleh di
pasar swalayan yang menjual bahan makanan impor.
2. Naengi Doenjang Jjigae
Biasanya bulan Maret menandai permulaan musim bunga dimana daun-daun
kecil mulai muncul dan berbagai bunga mulai mekar serta para petani mulai
menanam benih baru. Selain itu setiap tingkat sekolah di Korea memulai semester
baru dan lulusan SMA dan perguruan tinggi mulai mencari pekerjaan. Meskipun
musim semi sudah mulai berdasarkan kalender tapi cuaca dingin belum mau
beranjak dan sekali-kali terasa masih seperti musim dingin. Karena Cuaca yang
suka berubah-ubah ini membuat masyarakat Korea menderita flu dan influenza.
Dalam perubahan musim seperti itu kita harus memperhatikan kesehatan kita
masing-masing. Kita tidak boleh lupa untuk menjaga kesehatan kita. Meskipun
cuaca kadang-kadang dingin tapi di pasar-pasar Korea wangi berbagai sayur-sayur
musim semi sangat terasa. Biasanya sayur-sayur dihasilkan pada musim semi ini
disebut dengan Bomnamul, artinya sayur-sayur musim bunga. Semua sayur-sayur
musim bunga ini biasanya tumbuh alami di bukit jadi pada musim semi di pedesaan
kaum wanita suka pergi ke bukit untuk mengambil sayur-sayuran ini bersama-sama.
Memang sekarang ini lebih banyak jenis sayur-sayuran musim semi itu yang
ditanam di rumah kaca daripada yang tumbuh secara alami. Bagaimanpun juga di
meja makan masyarakat Korea saat ini sering ditemukan berbagai masakan dari
sayur-sayuran musim semi. Ada yang oseng-oseng, sup, atau gorengan, banyak
jenisnya. Untuk kali ini kami ingin menyampaikan keharuman masakan dari
sayur-sayuran musim semi itu ke meja makan anda. Masakan yang enak untuk kali
ini adalah Naengi Doenjang Jjigae. Masakan Doenjang Jjigae, menu kesukaan
masyarakat Korea dengan Naengi, sejenis sayur-sayuran musim semi ini sangat
menyatu dan nikmat.
Bahan-bahan
Bahan-bahan
200g Naengi sejenis sayur-sayuran
musim semi
1 batang daun bawang
100 g tahu
2 buah cabe hijau
4 sdm Doenjang, tauco kedelai
tradisional Korea
4 gelas air putih
sedikit garam
|
Cara membuat
Bersihkan Naengi sampai tanah pada
permukaan akarnya hilang
Rebuslah Naengi dalam air mendidih
dengan sedikit garam
Naengi diperas dan dipotong
Potong melintang daun bawang dan
cabe hijau
Potong dadu tahu
Didihkan air lalu masukkan
Doenjang.
Setelah mendidih kembali, lalu
masukkan Naengi, tahu, daun bawang, dan cabe hijau
Rebus lagi sebentar
Sajikan saat masih panas dengan
nasi putih
Kita telah pernah
memasak berbagai jenis Doenjang Jjiga dari berbagai bahan selama ini. Masakan
Naengi Doenjang jjigae ini biasanya merangsang selera makan masyarakat Korea
pada musim semi. Wangi harum Naengi itu tidak akan hilang walau dimasak dengan
Doenjang itu. Kalau disatukan akan terasa lebih harum dan enak.
3. Haemul Doenjang Jjigea
Karena udara sejuk baru-baru ini banyak orang
Korea kelihatan berolahraga di mana-mana, khususnya di taman. Beberapa hari
yang lalu saya sempat berjalan-jalan di taman sekitar rumah saya. Walaupun
waktunya sudah pukul 7 malam tapi taman itu dipadati oleh orang-orang yang
berjalan. Karena terlalu banyak orang berjalan kaki dengan gerakan yang sama
saya piker mungkin ada lomba berjalan kaki. Tapi perlombaan tidak ada dan
setiap malam penduduk desa berjalan kaki seperti itu sebagai berolahraga. Udara
yang sejuk di malam hari sangat cocok untuk berjalan-jalan. Tetapi setelah
berputar-putar akhirnya berkeringat. Rasanya sangat segar dan bugar. Memang
jenis olahraga banyak sekali dan setiap orang menyukai olahraga yang berbeda.
Tetapi berjalan kaki dengan cepat itu merupakan olahraga yang paling sederhana
dan cukup bermanfaat. Para ahli mengatakan hanya dengan berjalan kaki saja
dapat mencegah berbagai penyakit dan kadang-kadang dapat menyembuhkannya. Untuk
berjalan kaki tidak memerlukan peralatan apa pun sehingga praktis juga. Kalau
tidak ada waktu untuk berjalan kaki, cobalah berjalan kaki waktu anda pergi ke
tempat terdekat dan menggunakan tangga dari pada lift di kantor. Kesehatan
adalah modal kita yang tidak bisa dibeli dengan berapapun nilai uangnya.
Kesehatan perlu dijaga waktu kita masih sehat. Satu cara yang lain agar kita
dapat sehat adalah makan makanan yang bergizi. Untuk kali ini dalam acara Aneka
Masakan Korea akan memperkenalkan satu masakan Korea. Namanya Haemul Doenjang
Jjigea atau Sup Doenjang Seafood. Doenjang Jjigea merupakan masakan tradisional
Korea dan diakui bergizi tinggi. Dulu kita pernah mempelajari memasak Doenjang
Jjigea. Berbagai hasil laut dalam Haemul Doenjang Jjigea dapat menambahkan rasa
Doenjang Jjigea itu.
Bahan-bahan
Bahan-bahan
4 gelas air
4 sdm Doenjang atau taujo kedelai
tradisional Korea
50 g daging kerang
30 g udang
1/2 ekor ketimun laut
1 buah cabe hijau
1 batang daun bawang
|
Cara membuat
Bersihkan daging kerang, udang, dan
ketimun laut dalam air garam
Potong ketimun laut dengan ukuran 1
cm
Potong melintang daun bawang dan
cabe hijau
Masukkan hasil laut dalam panci
tembikar lalu tuangkan air dengan Doenjang
Didihkanlah sampai hasil laut matang
Masukkan daun bawang dan cabe hijau
Sajikan hangat
Karena hasil laut yang
segar Doenjang Jjigea itu lebih nikmat rasanya. Kalau anda suka yang pedas
boleh ditambah bubuk cabe merah atau cabe rawit. Masakan Doenjang Jjigea itu
merupakan masakan sederhana bagi masyarakat Korea sejak zaman dahulu. Tapi
sekarang ini masakan ini lebih diperhatikan sebagai masakan well-being yang
dapat menambahkan kesehatan. Bagi orang yang pertama kali memakannya mungkin
terasa aneh dan berbau. Tetapi lama-lama terbiasa dan menjadi menyukainya.